Wasiat Lukmanul Hakim kpd Putranya agar jadi Orang yg bijaksana

wasiat

Telah berkata Luqman kepada anaknya (Tsaran): “Wahai anakku, sesungguhnya kebijaksanaan itu adalah apabila engkau melakukan sepuluh perkara:
1. Engkau menghidupkan hati yang mati.
2. Engkau duduk bersama-sama orang miskin.
3. Engkau menjauhi duduk bersama-sama para pengusa.
4. Engkau memulyakan orang yang hina, yaitu engkau mengangkat orang yang jatuh yang sama sekali tidak ada harganya.
5. Engkau memerdekakan budak.
6. Engkau mempersilahkan singgah orang asing, yaitu orang yang jauh dari negaranya di rumahmu.
7. Engkau menolong orang fakir dengan hartamu.
8. Engkau menambahkan kemulyaan kepada pemilik kemuliaan, dengan jalan mengumpulinya.
9. Engkau memuliakan pemimpin.
10. Engkau menjaga lisanmu.
Telah diriwayatkan bahwa Imam Kisa’i berkumpul dengan Imam Zaidi di hadapan Khalifah Harun Ar Rasyid. Imam Kisa’i mengimami shalat maghrib dan kacau dalam membaca surat Al Kafirun. Sesudah salam Imam Zaidi berkata: ”Ulama Kufah kacau dalam membaca surat Al Kafirun”. Kemudian Imam Zaidi mengimami shalat ‘isya’ dan kacau dalam membaca surat Al Fatihah. Setelah salam, Imam Kisa’i berkata dalam bahar kamil:

اِحْفَظْ لِسَانَكَ أَنْ تَقُوْلَ فَتُبْتَلَى * إِنَّ الْبَلآ ءَ مُوَكَّلٌ بِالْمَنْطِقِ
Artinya:
Jagalah lidahmu bila engkau berbicara, karena engkau akan diuji
Sesungguhnya ujian itu diwakilkan pada ucapan.

Sepuluh perkara tersebut lebih utama dari pada harta, dapat menjaga dari rasa ketakutan, kewibawaan dalam peperangan dan barang dagangan ketika beruntung. Sepuluh perkara tersebut adalah penolong bagi seseorang tatkala ada kesulitan yang menelanjanginya. Artinya memberi manfaat ketika ada urusan-urusaan yang menakutkan menimpa sesorang. Sepuluh perkara itu juga menjadi penunjuk bagi seseorang tatkala kematian datang pada dirinya, dan menjadi penutup ketika pakaian tidak dapat menutupinya. Hal itu terjadi pada hari kiamat.
Rasulullah saw. telah bersabda:

تُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حُفَاةً عُرَاةً عِطَاشًا سَكَارَى حَيَارَى مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ لاَ يَعْلَمُ الرَّجُلُ بِالْمَرْأَةِ وَلاَ تَعْلَمُ الْمَرْأَةُ بِالرَّجُلِ .

Artinya: “Manusia akan dikumpulkan pada hari kiamat nanti dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dahaga, mabuk, serta bingung karena kesusuahan-kesusahan hari kiamat. Orang laki-laki tidak mengetahui orang perempuan dan orang perempuan tidak mengetahui orang laki-laki”.

About Muhammad Taqiyyuddin Alawiy

- PENGASUH PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SYAFI'IYAH NURUL HUDA MERGOSONO KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG - Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang
This entry was posted in Makalah Agama Islam. Bookmark the permalink.

Leave a Reply