DENGAN PERINGATAN TAHUN BARU HIJRIYYAH KITA TINGKATKAN AMAL IBADAH DAN PERJUANGAN MEMBELA NEGARA

Bulan Muhrram adalah salah satu dari empat bulan yang dimuliakan oleh Allah swt, sebagaimana firman Allah dalam All Qur’an surat At Taubah ayat 36:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya bilangan bulan-bulan di sisi (hukum) Allah ialah dua belas bulan, (yang telah ditetapkan) dalam Kitab Allah semasa Ia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan yang dihormati. Ketetapan yang demikian itu ialah agama yang betul lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan-bulan yang dihormati itu (dengan melanggar laranganNya); dan perangilah kaum kafir musyrik seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kamu seluruhnya; dan ketahuilah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa.

Empat bulan yang dimuliakan oleh Allah swt. tersebut adalah: bulan Dzul Qa’dah, bulan Dzul Hijjah, bulan Muharram, dan bulan Rajab.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada bulan Muharram:

  1. Nabi Adam as. diciptakan oleh Allah swt. dan dimasukkan ke dalam sorga.
  2. Taubat Nabi Adam as. diterima oleh Allah swt.
  3. Nabi Idris as. diangkat ke atas langit beserta jasadnya.
  4. Perahu Nabi Nuh as. mendarat di atas gunung Judi.
  5. Nabi Ibrahim as. selamat dari api raja Namrudz yang ingin membakarnya.
  6. Nabi Yunus as. keluar dari dalam perut ikan.
  7. Nabi Ayyub as. sembuh total dari penyakitnya.
  8. Nabi Yusuf as. keluar dari sumur pembuangan.
  9. Nabi Musa as. menyeberangi laut Merah.
  10. Hijrah Rasulullah saw. beserta para sahabat beliau dari Makkah ke Madinah.

1. Hijrah dilakukan pada saat ummat Islam mengalami puncak penindasan dari orang-orang kafir dan orang-orang musyrik Makkah , bahkan mereka melakukan boikot ekonomi dan mereka telah bersumpah untuk membunuh Nabi Muhammad saw  dan menumpas seluruh ummat Islam.

2. Hijrah adalah merupakan titik balik dari kemenangan ummat Islam setelah mereka mengalami penindasan dan penganiayaan dari musuh-musuh mereka, yakni kaum kuffar dan kaum musyrikin.

3. Hijrah merupakan fase kedua dari perjuangan ummat Islam, yaitu fase perjuangan fisik/lahir. Fase pertama dari perjuangan ummat Islam yang dipelopori oleh Nabi Muhammad saw dilakukan di Makkah, adalah fase pembangunan mental spiritual, yaitu menanamkan dan menggembleng keimanan ummat. Inilah contoh yang baik dalam mensukseskan perjuangan untuk membangun sesuatu bangsa. Dalam waktu 23 tahun perjuangan Rasul Allah saw berhasil dengan gilang gemilang.

Dalam surat Al Ahzab ayat 21 Allah swt berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا.

Demi sesungguhnya, adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik, iaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan (keredaan) Allah dan (balasan baik) hari akhirat, serta ia pula menyebut dan mengingati Allah banyak-banyak (dalam masa susah dan senang).

4. Hijrah merupakan batu ujian bagi nilai keimanan ummat Islam; sebab hijrah hanya dapat dilakukan oleh orang yang berani melarat hanya semata-mata membela iman di dada. Dalam surat Al Hasyr ayat 8 Allah swt berfirman:

 لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُوْلَئِكَ هُمْ الصَّادِقُونَ

(Pemberian itu hendaklah diuntukkan) kepada orang-orang fakir yang berhijrah, yang telah diusir keluar dari kampung halamannya dan harta bendanya (kerana berpegang teguh kepada ajaran Islam), untuk mencari limpah kurnia dari Allah dan keredaanNya, serta menolong (ugama) Allah dan RasulNya; mereka itulah orang-orang yang benar (imannya dan amalnya).

Dalam sebuah hadits Rasul Allah saw pernah bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ نَفْسِهِ وَمَالِهِ وَوَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ

 Tiada beriman salah seorang dari kamu sekalian sehingga Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai olehnya dari pada sirinya, hartanya, anaknya, orang tuanya dan semua manusia.

5. Hijrah dilakukan ke Madinah karena warga Madinah telah melakukan bai’at / janji di hadapan Nabi saw akan setia membela agama Islam dengan jiwa, raga dan harta mereka.

Motif dari hijrah Nabi Muhammad saw adalah untuk memperjuangkan agama Islam, yaitu membangun dunia baru yang bersih dari ciri-ciri Jahiliyyah, yaitu:

a. Penyelewengan hukum.

Dalam surat Al Ma’idah ayat 49 dan 50 Allah berfirman:

وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنْ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ(49)أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنْ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُون  َ(50)

49. Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), Maka ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. dan Sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

50. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?

b. Sifat angkuh, congkak dan egoisme buta ( حميّية الجاهلية ).

Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al Fath: 26

26. Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat-takwa[1404] dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

[1404] Kalimat takwa ialah kalimat tauhid dan memurnikan ketaatan kepada Allah.

 

c. Mental kerdil, suka menggantungkan nasib kepada kekuatan luar               ( ظن الجاهلية).

Difirmankan Allah dalam QS. Ali Imron: 154

154. Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu[241], sedang segolongan lagi[242] telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah[243]. mereka berkata: “Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?”. Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah”. mereka Menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini”. Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha mengetahui isi hati.

 [241] Yaitu: orang-orang Islam yang kuat keyakinannya.

[242] Yaitu: orang-orang Islam yang masih ragu-ragu.

[243] Ialah: sangkaan bahwa kalau Muhammad s.a.w. itu benar-benar Nabi dan Rasul Allah, tentu Dia tidak akan dapat dikalahkan dalam peperangan.

     Orang-orang yang bermental kerdil ini ialah orang-orang munafiq, para benalu yang selalu menggantungkan nasib kepada kekuatan luar.

d. Kebudayaan porno ( تبرّج الجاهليّة )

Allah berfirman dalam QS. Al Ahzaab: 33

33. Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu[1215] dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu[1216] dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait[1217] dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

[1215] Maksudnya: isteri-isteri Rasul agar tetap di rumah dan ke luar rumah bila ada keperluan yang dibenarkan oleh syara’. perintah ini juga meliputi segenap mukminat.

[1216] Yang dimaksud Jahiliyah yang dahulu ialah Jahiliah kekafiran yang terdapat sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dan yang dimaksud Jahiliyah sekarang ialah Jahiliyah kemaksiatan, yang terjadi sesudah datangnya Islam.

[1217] Ahlul bait di sini, Yaitu keluarga rumah tangga Rasulullah s.a.w.

 

    - قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : بَدَأَ اْلإِسْلاَمُ غَرِيْباً وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ غَرِيْباً فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءُ . رواه مسلم .

Rasulullah saw. Bersabda: ” Islam bermula dianggap asing dan akan dianggap asing kembali (pada akhir zaman), maka beruntunglah  orang-orang yang dianggap asing”

-اَلْغُرَبَاءُ : هُمْ اَلَّذِيْنَ يَصْلُحُوْنَ مَا أَفْسَدَهُ النَّاسُ مِنْ سُنَّتىِ وَالَّذِيْنَ يَحْيُون مَا أَمَاتَهُ النَّاسُ مِنْ سُنَّتىِ.

Al Ghurabaa” adalah orang-orang yang memperbaiki perkara dari sunnahku yang sudah dirusakkan manusia, dan orang-orang yang menghidupkan perkara dari sunnahku yang telah dimatikan manusia.

Dan sebagaimana firman Allah dalam QS. Maryam: 59

59. Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan,

e. Jaminan bagi orang yang berhijrah.

Allah berfirman dalam QS. Al Anfaal: 72

72. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi[624]. dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, Maka tidak ada kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, Maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada Perjanjian antara kamu dengan mereka. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.

[624] Yang dimaksud lindung melindungi Ialah: di antara muhajirin dan anshar terjalin persaudaraan yang Amat teguh, untuk membentuk masyarakat yang baik. demikian keteguhan dan keakraban persaudaraan mereka itu, sehingga pada pemulaan Islam mereka waris-mewarisi seakan-akan mereka bersaudara kandung.

QS. An Nahl: 41-42

41. Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. dan Sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui,

42. (yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakkal.

f. Dalam syarah Al Qasthalaniy Imam As Suhaimi menyebutkan bahwa para sahabat telah menjadikan bulan Muharram berdasarkan firman Allah dalam surat At Taubah ayat 8:

Ÿ108. Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. dan Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.

Yang dimaksud dengan permulaan hari:

a. Permulaan hari kemenangan agama Islam.

b. Permulaan hari Rasulullah saw. dapat beribadah dengan tenang.

c. Permulaan hari masjid dibangun.

Umar bin Khattab ra. berkata:  الهجرة فرّقت بين الحق والباطل

Soal: Hijrah Nabi saw. adalah pada bulan Rabi’ul Awwal, tetapi mengapa permulaan tahun baru Hijriyyah dimulai bulan Muharram?

Jawab:

1. Karena pada bulan Muharram para Jama’ah hajji pulang ke negeri mereka.

2. 1. Karena Nabi saw. telah ber’azam untuk berhijrah pada bulan Muharram.

2.2. Pada bulan Dzul Hijjah terjadi bai’at.

2.3. Para sahabat melakukan hijrah mulai bulam Muharram dan berlangsung dua bulan sampai bulan Safar. Dan baru bulan Rabi’ul Awwal Allah swt. memberi idzin ke-pada Rasulullah saw. untuk berhijrah.

2.4. Nabi saw. keluar dari rumah pada hari Kamis.

Beliau bersembunyi di gua Tsur  sampai dengan hari Ahad.

Beliau keluar dari gua pada hari Senin dan sampai di desa Quba’ pada hari Senin.

Oleh karena itu ada tiga hari yang dicintai dalam Islam:

1. Hari Kamis, karena Nabi saw. keluar dari rumah untuk hijrah.pada hari Kamis.

2. Hari Senin, karena:

2.1. Hari kelahiran Nabi saw.’

2.2. Hari keluar dari gua Tsur’

2.3. Hari beliau sampai di desa Quba’

2.4. Hari wafat Nabi Muhammad saw..

3. Sabtu, karena setelah Nabi saw. menetap di Madidnah, setiap hari Sabtu beliau pergi ke Quba’.

Marilah kita panjatkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmatnya berupa kesehatan dan umur yang barakah kepada kita semua. Yaitu dengan menggunakan nikmat itu ke jalan yang di ridloi-Nya. Bersyukur atas nikmatnya, maka Allah pun akan menambah nikmat itu. Sebagaimana dalam surat Ibrahim ayat 7 Allah SWT berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka sesungguhnya azab–Ku sangat pedih.”

Sebagai upaya meningkatkan iman dan taqwa kepadanya, maka melalui datangnya Tahun Baru Hijriyah ini kita menengok sejarah masa silam, masa perjuangan Nabi SAW. Dan para sahabat-sahabat beliau menegakkan agama Allah.

Sebagaimana di ketahui dalam catatan sejarah, bahwa Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat beliau mengembangkan risalah Islam di Mekkah banyak menemui tantangan dan hambatan yang tidak ringan. Orang-orang Quraisy menentangnya. Mereka melakukan penganiayaan terhadap sahabat-sahabat beliau dengan tujuan agar Nabi SAW menghentikan dakwahnya.

Semakin hari kekejaman dan penganiayaan semakin keras, namun sungguh suatu keajaiban, semakin keras penindasan dan dan semakin keras penganiayaan, islam pun semakin berkembang. Tidak satupun orang yang begitu masuk Islam lalu sudi keluar atau menjadi murtad, bagaimanapun kerasnya kekejaman dan penganiayaan yang mereka lakukan.

Makin hari kekejaman itu semakin menjadi-jadi, dan kemudian mencapai puncaknya. Mereka sepakat untuk menangkap dan membunuh Nabi SAW. Dalam keadaan genting itulah, Rasulullah mendapat perintah hijrah ke madinah. Maka berhijrahlah beliau bersama para sahabat menuju kota yatsrib, yang sekarang menjadi kota Madinah.

Peristiwa hijrah ini menjadi tonggak perjuangan umat Islam untuk selanjutnya mereka tidak hanya dikagumi oleh kawan tapi juga disegani  oleh lawan. Peristiwa hijrah akan tetap relevan atau cocok dikaitkan dengan konteks ruang dan waktu sekarang ataupun yang akan datang. Nilai-nilai yang terkandung dalam peristiwa hijrah itu akan tetap cocok dijadikan rujukan kehidupan. Banyak sekali hikmah yang dapat dipetik dari peristiwa tersebut. Diantaranya:

Pertama, hijrah merupakan perjalanan mempertahankan keimanan. Karena iman, para sahabat sudi meninggalkan kampung halaman, meninggalkan harta benda mereka. Karena iman mereka rela berpisah dengan orang yang dicintainya yang berbeda akidah. Iman yang mereka pertahankan melahirkan ketenangan dan ketentraman batin, kalau batin sudah merasa tentram dan terasa bahagia, maka bagaimanapun pedihnya penderitaan dzahir yang mereka alami tidak akan terasa. Itulah mengapa sebabnya para sahabat mau berjalan di gurun pasir yang panas. Mereka melakukan perjalanan dari Makkah menuju Madinah dengan bekal iman. Oleh karena itu, dalam memperingati tahun baru hijriyah itu, marilah kita tanamkan keimanan dalam diri kita  sebagaimana imannya para sahabat. Dan diwujudkan dalam bentuk amal-amal saleh dalam kehidupan ini.

Perlu diketahui, iman akan membuat hidup seseorang jadi terarah. Kekuasaan dan kebebasan berfikir harus ada imbangannya, Sedang Allah tidak harus ada imbangannya. Allah tidak hanya menganugerahkan akal pada manusia, tapi juga hati. Kita memang butuh ilmu pengetahuan dan teknologi yang diimbangi dengan keimanan sehingga akan membuat manusia semakin sadar akan hakikat dirinya, timbul pengakuan sebagaimana tersebut dalam surah Ali Imran ayat 191:

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً

Artinya: “Ya Tuhan kami, tiada sia-sia Engkau menciptakan ini.”

Iman juga berfungsi untuk mengendalikan nafsu. Makhluk yang bernama Malaikat cuma dianugerahkan akal saja tanpa nafsu, karena itu tidak ada Malaikat yang mendurhakai Allah, sehingga wajar kalau Malaikat tiap hari tidak pernah berbuat salah. Sedangkan manusia di beri kedua-duanya akal sekaligus nafsu. Jika akal yang menguasai dirinya maka kebenaran  akan menang dan meningkat ke derajat Malaikat. Namun kalau nafsu yang mengendalikan dirinya maka sifat-sifat binatang yang menghiasi perilakunya. Sehingga ia turun derajat ke tataran binatang. Hal ini seperti yang difirmankan oleh Allah dalam surah At-Tin ayat 4 dan 5 yang berbunyi:

  لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ. ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ

Artinya: “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.”

Hikmah kedua adalah bahwasanya hijrah merupakan perjalanan ibadah. Pada waktu hijrah, dorongan sahabat untuk ikut tidak sama. Oleh karena itu Rasulullah SAW sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori bahwa menyatakan bahwa amal-amal perbuatan itu tergantung pada niatnya oleh sebab itu bagi setiap amal perbuatan seseorang, apapun bentuknya sangat tergantung dengan niat yang ada dalam hatinya.

Oleh karena itu, semangat ibadah inilah yang harus menjiwai peringatan hijrah dan langkah memasuki tahun baru hijriah.

Kemudian hikmah ketiga adalah bahwa hijrah adalah perjalanan ukhuwah.

Kita bisa menyimak bersama bagaimana penduduk Madinah menyambut orang-orang Makkah sebagai saudara. Kemudian mereka bergaul dalam suasana ukhuwah yang berlandaskan satu keyakinan bahwa semua manusia berasal dari Nabi Adam dan beliau diciptakan dari tanah. Maka bersatulah orang-orang muhajirin dan orang anshar sebagai saudara yang diikat oleh akidah. Dalam surah Al-Hujarat ayat 10 Allah Swt berfirman :

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.”

Dan kaum muhajirin dan anshar ini mendapat jaminan dari Allah akan masuk surga.  Sebagaimana dalam surah At-taubah ayat 100 Allah Swt berfirman :

وَالسَّابِقُونَ الأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللّهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَداً ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

Artinya: “Dan orang-orang yang terdahulu yang pertama-tama (masuk islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridla kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”

Demikianlah sekelumit tentang hikmah hijrah Nabi SAW dan sebagai penutup saya ingin menyampaikan dua kisah penting yang dapat kita petik dalam menyikapi kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Perjalanan Nabi dari Makkah ke Madinah, sekitar 416 kilometer, ditempuh selama 16 hari dengan mengendarai onta. Nabi mengistirahatkan onta pada saat matahari hampir tepat di atas kepala dan baru melanjutkan perjalanan sore harinya. Betapa Nabi sangat menaruh belas kasih kepada sesama mahluk Allah.

Dalam perjalanan itu, Nabi diikuti oleh pembunuh bayaran dari Makkah bernama Suroqoh bin Malik yang mengendarai kuda pilihan. Dia mendapatkan iming-iming hadiah seratus unta dan wanita cantik untuk bisa membunuh Nabi, minimal bisa menggagalkan perjalanan ke Madinah.

Namun ketika hendak mendekati Nabi, kuda Suroqoh mendadak terpeleset dan jatuh. Riwayat lain menyebutkan, kuda Suroqoh terperosok masuk kedalam tanah, dan itu terjadi sampai tiga kali.

Nabi yang mengetahui hal itu lalu mendekati Suroqoh dan menolongnya. Suroqoh yang penasaran dengan perilaku Nabi itu lantas menanyakan sesuatu perihal Tuhan Muhammad. Terjadilah dialog. Lalu turunlah ayat Al-Quran surat Al-Ihlas. Pada ayat pertama berbunyi,

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Kakanlah Dialah Allah Yang Maha Esa.”

Suroqoh tertegun, tidak bisa berkata apapun. Bahkan kemudian dia menawarkan barang-barang perbekalannya untuk keperluan perjalanan Nabi, namun beliau menolak.

Inilah pelajaran pertama, bahwa seorang pemimpin tidak mudah menerima sesuatu dari orang lain karena kepemimpinannya.

Peristiwa selanjutnya adalah ketika Nabi kehabisan perbekalan. Nabi bersama Sahabat Abu Bakar dan dua orang pengawal singgah di sebuah perkemahan, hendak membeli perbekalan. Perkemahan itu dihuni oleh seorang perempuan bernama Umi Ma’bad yang ternyata dalam keadaan serba berkekurangan.

Ada seekor hewan perahan tapi dalam keadaan kurus kerontang. “Jangankan susu Tuan, air kencing hewan itu pun sudah tidak ada,” kata Umi Ma’bad kepada Nabi.

Namun kemudian Nabi mendekati hewan itu, memeras kantong susunya dan dengan izin Allah hewan itu keluar air susunya. Pertama-tama Nabi memberikan gelas berisi susu kepada Abu Bakar, kedua kepada Sahabat yang menuntun onta Nabi, kemudian kepada Sahabat yang menuntun onta Abu Bakar, baru kemudian Nabi meminumnya.

Banyak peristiwa penting dalam hijrah, namun dari peristiwa yang barusan, kita diajarkan bahwa semestinya pemimpin mendahulukan kepentingan rakyatnya.

Umi Ma’bad yang keheranan lalu bertanya kepada Nabi. “Kenapa Anda tidak minum terlebih dahulu?” Nabi menjawab:

خَادِمُ اْلأُمَمِ آخِرُهُمْ شُرْباً

“Pelayan umat itu minumnya belakangan.”

Dalam hadits tersebut Nabi mengajarkan bahwa pelayan umat itu semestinya mendahulukan kepentingan umat daripada kepentingan pribadi.

Syeh Muhammad Nawawi Al Banteni menerangkan dalam kitab Qomiuth Thughyan fi Syarhi Syu’abul Iman, termasuk cabang iman adalah

 27. Muraabathah.

      Arti dari muraabathah ini adalah mempertahankan garis demarkasi, yaitu tetap bertahan di wilayah yang menjadi batas antara wilayah yang dikuasai oleh orang-orang muslim dengan wilayah yang dikuasai orang-orang kafir yang memusuhi Islam, meskipun mereka telah menjadikan tempat tersebut sebagai tempat pemukiman. Rasulullah saw. bersabda:

رِبَاطُ يَوْمٍ فِى سَبِيْلِ اللّهِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا .

     Artinya: “Mempertahankan garis demarkasi satu hari dalam membela agama Allah, adalah lebih baik nilainya dari pada dunia seisinya”.

        Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ مَاتَ مُرَابِطًا فِى سَبِيْلِ اللّهِ اَمِنَ مِنَ الْفَزَعِ الاَكْبَرِ

      Artinya: “Barangsiapa yang mati sedang mempertahankan garis demarkasi dalam membela agama Allah, niscaya dia aman dari terkejut yang paling besar (yaitu diperintah masuk ke dalam neraka)”.

 

28. Tetap dalam memerangi musuh dan tidak lari dari medan pertempuran.

       Allah swt. telah berfirman dalam surat Al Anfal ayat 46:

  يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اِذَا لَقِيْتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوْا وَاذْكُرُوْااللّهَ كَثِيْرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ .

      Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan musuh, maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”.

       Artinya, jika kamu sekalian memerangi pasukan musuh, maka tetaplah kamu bertahan dan janganlah kamu terpukul mundur dan lari. Sebutlah nama Allah dan agungkanlah Dia dalam keadaan berperang, agar kamu mendapat keuntungan dengan tercapai maksudmu memperoleh pertolongan dan pahala dari Allah.

QS. Al Furqon: 62 -77

62. Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur.

63. Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.

64. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka[1072].

65. Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, jauhkan azab Jahannam dari Kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”.

66. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.

67. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

68. Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya Dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),

69. (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan Dia akan kekal dalam azab itu, dalam Keadaan terhina,

70. Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

71. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, Maka Sesungguhnya Dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.

72. Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.

73. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta.

74. Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.

75. Mereka Itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang Tinggi (dalam syurga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan Ucapan selamat di dalamnya,

76. Mereka kekal di dalamnya. syurga itu Sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.

77. Katakanlah (kepada orang-orang musyrik): “Tuhanku tidak mengindahkan kamu, melainkan kalau ada ibadatmu. (Tetapi bagaimana kamu beribadat kepada-Nya), Padahal kamu sungguh telah mendustakan-Nya? karena itu kelak (azab) pasti (menimpamu)”.

[1072] Maksudnya orang-orang yang sembahyang tahajjud di malam hari semata-mata karena Allah.

Nabi Muhammad saw. telah bersabda:

 أَوْحَى  الله تَعَالَى  إِلَى  مُوْسَى  ابْنِ  عِمْرَانَ  فِي  التَّوْرَاةِ  إِنَّ  أُمَّهَاتِ  الْخَطَايَا  ثَلاَثٌ :  اَلْكِبْرُ  وَالْحَسَدُ وَالْحِرْصُ .

Artinya: “Allah ta’ala memberi wahyu kepada Nabi Musa bin Imron dalam kitab Taurat: “Sesungguhnya induk-induk dari kesalahan-kesalahan itu ada tiga:

  1.   1.  Takabur.

Nabi Muhammad saw. bersabda:

 اَلْكِبْرُ   بَطَرُ  الْحَقِّ  وَغَمْطُ  النَّاسِ .

Artinya: “Takabur itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain”.

Barangsiapa yang memandang dirinya dengan pandangan kebesaran dan memandang orang lain dengan pandangan meremehkan, maka dia termasuk orang yang  takabur.

  1.   2.  Hasud.

Mu’awiyah ra. telah berkata: “Tidak ada dalam perkara-perkara kejahatan yang lebih membandingi hasud. Orang yang hasud itu dapat dibunuh sebelum sampai kepada orang yang dihasudi”.

  1.   3.  Tamak terhadap dunia.

Malik bin Dinar, semoga Allah merahmatinya, berkata : ”Apabila badan itu sakit maka tidaklah berguna baginya makanan, minuman, tidur dan istirahat. Demikian pula hati, apabila telah dikalahkan oleh kecintaan kepada dunia, maka tidaklah bermanfaat bagi hati tersebut nasihat.

Dari tiga hal tersebut di atas, takabur, hasud dan tamak, akan timbul enam perkara, sehingga semuanya menjadi sembilan. Keenam perkara tersebut adalah :

  1.   1.  Kenyang.
  2.   2.  Tidur.
  3.   3.  Istirahat, yaitu hilangnya kesulitan.
  4.   4.  Senang harta benda.

Sayyid Abdullah Al Haddad, semoga rahasia beliau disucikan, berkata : “Wajib atasmu mengeluarkan kecintaan terhadap dinar dan dirham dari hatimu, sehingga keduanya di sisimu menempati tempat batu dan tanah”.

  1.   5.  Senang sanjungan dan pujian. Dan wajib atasmu mengeluarkan kecintaan terhadap kedudukan di sisi manusia dari hatimu, sehingga sama bagimu pujian dan celaan mereka.
  2.   6.  Senang menjadi pemimpin. Dan wajib atasmu mengeluarkan kecintaan terhadap pangkat di sisi manusia dari hatimu, sehingga sama bagimu mereka menghadap kepadamu atau membelakangi kamu. Sesungguhnya cinta pangkat itu lebih membahayakan pemiliknya dari pada cinta harta. Keduaya menunjukkan kecitaan terhadap dunia. Asal cinta pangkat adalah senang untuk diagungkan. Padahal keagungan itu adalah termasuk sifat-sifat Allah ta’ala.

Adapun cinta harta, asalnya adalah senang untuk bersenang-senang dengan keingian-keinginan nafsu, padahal hal tersebut adalah termasuk sifat-sifat binatang.

Penulis: H. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT

Pimpinan dan Pengasuh PP. Salafiyah Syafi’iyah Nurul Huda Mergosono Malang

Jl. Kol. Sugiono 3B / 103 Malang. Email: masalawiy@ gmail.com  atau maschaidar@yahoo.com

 

About Muhammad Taqiyyuddin Alawiy

- PENGASUH PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SYAFI'IYAH NURUL HUDA MERGOSONO KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG - Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang
This entry was posted in Makalah Agama Islam. Bookmark the permalink.

Leave a Reply