MENJAGA LISAN

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ خَلَقَ الإِنْسَانَ، عَلَّمَهُ البَيَانَ، وَحَذَّرَهُ مِنْ آفَاتِ الْلِسَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَدَةً تُفْتَحُ لِقَائِلِهَا أَبْوَابَ الجِنَانِ، وَتُغْلَقُ عَنْ أَبْوَابِ النِيْرَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُؤَيِّدُ بِالمُعْجِزَاتِ وَالبُرْهَانِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، أَهْلُ البِرِّ وَالْإِيْمَانِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيْماً كَثِيْرًا

أَمَّا بَعْدُ:

أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى،

Ibadallah,

Marilah kita jaga lisan-lisan kita. Hati-hatilah dari akibat apa yang kita ucapkan. Allah ﷻ berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً* يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS:Al-Ahzab | Ayat: 70-71).

Firman-Nya juga,

أَلَمْ تَرَى كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ* تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ* وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُـثَّتْ مِنْ فَوْقِ الأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ* يُثَــبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS:Ibrahim | Ayat: 24-27).

Dan Nabi ﷺ bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤمنُ باللهِ واليومِ الآخر فليَقُلْ خيراً أو ليَصْمُتْ

Barangsiapa yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yang baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim).

Beliau ﷺ juga bersabda,

وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ.

Adakah yang menjadikan orang menyungkurkan mukanya (atau ada yang meriwayatkan batang hidungnya) di dalam neraka selain ucapan lisan mereka?” (HR. Tirmidzi).

Oleh karena itu, bertaqwalah wahai hamba Allah sekalian. Jagalah lisan-lisan. Pertimbangkanlah sebelum berucap dan mengatakan. Apakah ucapan ini berdampak baik atau tidak. Karena apa yang kita ucapkan akan dihisab dan dicatat di lembar-lembar catatan amal.

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS:Qaaf | Ayat: 18).

أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لَا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْوَاهُمْ ۚ بَلَىٰ وَرُسُلُنَا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ

Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.” (QS:Az-Zukhruf | Ayat: 80).

Bertaqwalah wahai hamba Allah,

Yakinlah apa yang Anda katakan ada yang mencatatnya dan Anda akan diminta pertangung-jawaban atas hal itu. kalau ucapan tersebut baik, maka akan berbuah kebaikan pula.

إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ

Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya.” (QS:Faathir | Ayat: 10).

Jika kalimat tersebut adalah kalimat yang buruk, pasti kita akan menyesal. Dan seburuk-buruk ucapan adalah perkataan yang mengandung kesyirikan. Seperti ucapan ketika seseorang menyeru dan meminta kepada selain Allah. memohon perlindungan kepada selain-Nya. Jauhilah perkataan-perkataan tersebut.

Termasuk juga seburuk-buruk ucapan adalah mengatakan sesuatu tentang agama ini tanpa landasan ilmu. Perkataan bisa setara dengan kesyirikan bahkan bisa lebih jelek lagi keburukannya. Allah ﷻ berfirman,

وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَاناً وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ

(Dan Dia mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui”. (QS:Al-A’raf | Ayat: 33).

Berkata tentang agama Allah ﷻ tanpa ilmu seperti misalnya mengatakan, “Allah menghalalkan ini dan itu…” atau mengatakan, “Allah mengharamkan yang demikian dan demikian…” ucapan tersebut tanpa dasar dari Alquran dan Sunnah. Yang demikian tidak diperbolehkan. Inilah yang dimaksud berkata tentang Allah tanpa ilmu.

Di antara perkataan yang buruk juga adalah persaksian palsu. Persaksian palsu bisa terjadi apabila seseorang hendak menolong temannya, keluarganya, kerabat dekatnya, dalam suatu perkara, lalu ia melakukan persaksian yang bohong untuk mempromosikan orang-orang tersebut agar diterima di dalam perusahaan atau diterima di kalangan masyarakat (kampanye). Inilah yang dinamakan persaksian palsu. Atau bisa jadi dia tidak berdusta, namun dia tidak tahu persis dengan kebenaran apa yang ia ucapkan, maka yang demikian juga disebut saksi palsu. Allah ﷻ berfirman,

إِلاَّ مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

akan tetapi (orang yang memberi persaksian ialah) orang yang mengakui yang benar dan mereka meyakini(nya).” (QS:Az-Zukhruf | Ayat: 86).

Dan firman-Nya,

وَمَا شَهِدْنَا إِلاَّ بِمَا عَلِمْنَا

dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui.” (QS:Yusuf | Ayat: 81).

Tidak boleh seseorang bersaksi kecuali jika dia yakin apa yang ia persaksikan tersebut benar-benar suatu kebenaran. Tujuannya hanya menjelaskan suatu kebenaran bukan menjelaskan sesuatu yang sesuai dengan keinginan dan kehendak khalayak.

Ibadallah,

Ucapan buruk lainnya adalah ghibah dan namimah (adu domba). Ghibah adalah membeberkan aib seseorang kepada orang lain. Sedangkan namimah (adu domba) adalah membeberkan aib atau kesalahan seseorang kepada orang lain disertai dengan keinginan merusak hubungan keduanya. Allah ﷻ berfirman,

وَلا تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَهِينٍ* هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ* مَنَّاعٍ لِلْخَيْرِ مُعْتَدٍ أَثِيمٍ

Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa.” (QS:Al-Qalam | Ayat: 12).

Ghibah dan namimah (adu domba) adalah perkataan yang sangat buruk yang disebarkan di tengah manusia. Ia membuat manusia saling bermusuhan. Menimbulkan kebencian dan merusak hubungan.

Bertaqwalah wahai hamba Allah,

Nabi ﷺ bersabda,

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً ، يَرْفَعُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لاَ يُلْقِى لَهَا بَالاً يَهْوِى بِهَا فِى جَهَنَّمَ

Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.” (HR. Bukhari).

Bertaqwalah kepada Allah,

Mari kita jaga lisan-lisan kita. Karena lisan ini adalah anggota tubuh yang paling besar dampaknya. Sampai-sampai anggota tubuh yang lain mengingatkan lisan dan takut akan bahaya lisan berpengaruh kepada mereka. Disebutkan dalam riwayat Imam at-Tirmidzi dari Abu Sa’id al-Khudri secara marfuu’ dan mauquf:

إِذَا أَصْبَحَ ابْنُ آدَمَ فَإِنَّ الْأَعْضَاءَ كُلَّهَا تُكَفِّرُ اللِّسَانَ فَتَقُولُ اتَّقِ اللَّهَ فِينَا فَإِنَّمَا نَحْنُ بِكَ فَإِنْ اسْتَقَمْتَ اسْتَقَمْنَا وَإِنْ اعْوَجَجْتَ اعْوَجَجْنَا

Jika anak Adam memasuki pagi hari sesungguhnya semua anggota badannya berkata merendah kepada lisan: “Bertakwalah kepada Allah di dalam menjaga hak-hak kami, sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Jika engkau istiqomah, maka kami juga istiqomah, jika engkau menyimpang (dari jalan petunjuk), kami juga menyimpang. (HR Tirmidzi).

Dari Abu Hurairah, ia berkata,

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ « تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ ». وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ « الْفَمُ وَالْفَرْجُ »

Rasulullah ﷺ ditanya mengenai perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau menjawab, “Taqwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” Beliau ditanya pula mengenai perkara yang banyak memasukkan orang dalam neraka, jawab beliau, “Perkara yang disebabkan karena mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Dengan lisan keluarlah perkataan kotor dan dengan kemaluan yakni perzinahan.

Nabi ﷺ juga bersabda,

مَنْ يَضْمَنْ لِى مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

Barangsiapa yang menjamin padaku apa yang ada di antara dua janggutnya (yaitu bibirnya) dan antara dua kakinya (yaitu kemaluan), maka ia akan masuk surga.” (HR. Bukhari)

Ibadallah,

Bertaqwalah kepada Allah, jagalah lisan-lisan karena ia bagaikan pedang yang tajam. Banyak orang tak peduli apa yang diucapkan oleh lisannya. Menyelidiki kesalahan seseorang kemudian menyebarkannya.

إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ

(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS:An-Nuur | Ayat: 15).

Wajib bagi seorang muslim untuk menyibukkan dirinya dengan kesalahan dan aib pribadinya sendiri. Dan meninggalkan aib-aib orang lain. kecuali dalam rangka nasihat di antara mereka. Adapun menjadikan kesalahan mereka sebagai bahan obrolan yang demikian merupakan dosa besar. Walaupun aib yang mereka bicarakan tersebut adalah sesuatu yang benar adanya. Karena yang demikian termasuk ghibah atau menggunjing.

Ibadallah,

Bertaqwalah kepada Allah, lisan bisa jadi penyelamat kita, ketika ia digunakan untuk mengingat Allah ﷻ, menaati-Nya, dan mengucapkan hal-hal yang baik. Dan ia juga bisa mencelekakan kita ketika digunakan untuk menggunjing, mengadu domba, dan perkataan-perkataan haram lainnya.

Betapa menggunjing dan adu domba begitu mudah dilontarkan banyak orang. Karena lidah berbeda dengan anggota tubuh lainnya. Lisan tidak mengenal lelah walaupun terus digerakkan. Berbeda dengan anggota tubuh yang lain, jika ia banyak bergerak dan digunakan, maka ia akan lelah. Lisan itu bisa mengundang bahaya besar dan keburukan yang menyebar. Kecuali bagi orang-orang yang bertakwa dengan menjaga lisannya. Allah ﷻ berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً* يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS:Al-Ahzab | Ayat: 70-71).

Termasuk seburuk-buruk aib yang diperbuat oleh lisan adalah berkata dusta. Dusta adalah sifatnya orang-orang munafik. Rasulullah ﷺ bersabda,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Tanda-tanda orang munafik ada tiga; kalau berbicara dia berdusta, kalau berjanji dia ingkar, dan kalau diberi amanah (kepercayaan) dia berkhianat.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Sifat pertama dari sifat-sifat buruk ini adalah dusta. Banyak orang tidak memperdulikan dusta. Mereka anggap remeh perbuatan tersebut. Kadang dusta dijadikan bumbu dalam bicara agar orang-orang tertawa. Berkelakar dengan ucapan dusta. Ia tidak menyadari bahwa yang demikian telah membawanya kepada perbuatan dosa. Dia tidak memperhatikan sabda Nabi ﷺ,

مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Seorang muslim adalah mereka yang menjaga lisannya. Ia hanya mengucapkan sesuatu yang mengandung manfaat, kebaikan untuk dirinya, dan kebaikan untuk kaum muslimin. Allah ﷻ berfirman,

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنا

Ucapkanlah kepada manusia perkataan yang baik.” (QS. Al-Baqarah: 83).

Ucapan adalah sesuatu yang ringan bagi lisan. Yang jadi masalah adalah akibatnya. Ia bisa berakibat berat ketika pelakunya dilemparkan ke neraka.

Suatu hari Abu Bakar ash-Shiddqi radhiallahu ‘anhu memegang lisannya, lalu ia mengatakan, “Ini yang dapat mengantarkanku ke neraka.”

Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma mengatakan, “Wahai lisan, katakanlah yang baik-baik engkau akan beruntung. Atau diamlah, pasti engkau selamat. Jika tidak demikian, maka engkau akan menyesal.”

Allah ﷻ berfirman,

لا خَيْرَ فِي كَثِيرٍ مِنْ نَجْوَاهُمْ إِلاَّ مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلاحٍ بَيْنَ النَّاسِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْراً عَظِيما

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma´ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 114).

Nabi ﷺ bersabda,

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu ‘Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘azhim’. (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari dan Muslim).

Perbanyaklah kita mengucapkan kalimat yang baik ini. Atau mengucapkan laa ilaha illallaah. Atau dzikir-dzikir lainnya. Membaca Alquran. Mengucapkan tasbih, tahlil, takbir. Agar yang demikian menjadi bekal seseorang untuk masuk ke dalam surga. Yakni berbekal dengan kalimat-kalimat yang baik. Ucapkanlah kalimat-kalimat yang baik (dzikir) saat sedang menunggu sesuatu. Jangan sia-siakan peluang tersebut.

Lisan merupaka suatu yang besar. Jika digunakan pada suatu yang baik, maka ia akan menghasilkan kebaikan yang banyak. Tanpa perlu kita harus bercapek-capek. Namun apabila digunakan untuk yang buruk, maka ia akan mengantarkan ke neraka dan murka Allah ﷻ. Jagalah lisan kita dan bertaqwakepada Allah selama kita hidup di dunia.

Mari kita jaga lisan-lisan kita. Kita pertimbangkan sebelum berucap. Apabila mengandung kebaikan, maka kita ucapkan. Jika mengandung keburukan, maka kita harus diam. Dengan hal itu kita telah mentaati Rasulullah ﷺ yang memerintahkan,

مَنْ كَانَ يُؤمنُ باللهِ واليومِ الآخر فليَقُلْ خيراً أو ليَصْمُتْ

Barangsiapa yang benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yang baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعْنَا بِمَا فِيْهِ مِنَ البَيَانِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ.

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

KHUTBAH KE II

الحمد لله رب العــالمين ناصرِ المؤمنـنين ومُخْزِى اْلكفرةِ والظالمين. و أشهد ان سـيدنا محمدا عبده ورسوله قائدُ المـتقين.

اللهم فصلّ وسلّم على سيّدنا محمّد افضَل الخلْقِ اجْمـعين. وعلى آله وصحبه والتـَّابِعين لهم بِاِحْسانٍ الى يوم الدِّيْن. اما بعد: فـيا عبادَ اللهِ اِتَّـقُوا الله وتَـمَسَّكُوا بِدِيـنه الْقويْمِ. واعلَمُوا انَّ اللهَ امركُمْ باْلاِعْـتِصامِ بِحَبْـلِهِ الْمَـتِينَ فَأَطِـيْعُوهُ. وَنَهاكُمْ عن التَّـفَرُّقِ فَاحْذَرُوْهُ.

اللهم وارض عن الخـلفَاء الراشدين الذين قَضَوا فى الحق وكانوا بـه يعدلون ابى بكر وعمر وعثمان وعلى وعن السـتة المـتمـمين للعشرة الكرام وعن سائر اصحاب نـبيك اجمعين وارحمهم برحمتك يا ارحم الراحمين.

اللهم اعز الإسلام والمسلمين وانصر الإسلام والمسلمين. واجعل كلمتك هي العُـلْيَ الى يوم الدين واخذل الكفرة والمشركين والملـحدين والمبتـدعين واصلِح مَن فى صلاحٌ لِلإِسلام والمسلمين وَامْدُدْ بِـنَصْرِك وَتوْفِـيْقِك وَحُسْنِ تَأبِيْدِكَ مُلُوْكَ ورُؤَساءَ الْمُسْـلِمِيْنَ وَجُنُوْدَ الْمُؤْمِـنِيْنَ.

اللهم اغفر لِلْمُؤْمِنِـيْنَ والمؤمـنات والمسلمين والْمُسْلِمات الأحـياءِ منهم والأموات اِنَّـكَ قريبٌ مجيب الدَّعواتِ. اللهم اجعل هذا البلد وسائرَ بِلادِ الْمسلمين آمِناً مُطْمَـئِناًّ ولا تسلُبْ نِعْمَتَك عنَّـا وكُنْ مَعَـنا حَيْثُ كُـنَّا. رَبَّـناَ لاَ تُزِغْ قُلُـوْبَـنَا بَعْدَ اِذْ هَدَيْتَـنَا وَهَبْ لَـنَا مِنْ لَدُنْـكَ رحمة انك انت الوهَّابُ. ربـنا آتِـنَا فى الدنيا حسنة وفى الآخرة حسنة وقـنا عذاب النـار.

عـباد الله، ان الله يأمركم بالعدل والاحسان وايـتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاءِ والمنكر والبغي يعدكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله العظيمَ يذكركم واشكرواه من فضله يُعْطِكم ولذكر اللهِ اكبر.

About Muhammad Taqiyyuddin Alawiy

- PENGASUH PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SYAFI'IYAH NURUL HUDA MERGOSONO KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG - Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang
This entry was posted in Kumpulan Khutbah. Bookmark the permalink.

Leave a Reply