KASIH SAYANG IBU SEBAGAI MODAL KEBERHASILAN ANAK

Banyak faktor yang menjadi pemicu kedurhakaan seorang anak kepada orangtua. Namun jika kita telaah dengan baik, faktor utamanya adalah kesalahan orangtua dalam mendidik anak. Kesalahan tersebut bisa berupa kesalahan dalam menerapkan cara yang digunakan; seperti terlalu banyak aturan atau sikap orangtua yang terlalu keras dan kasar terhadap anak.

Sikap lemah lembut dan kasih sayang adalah modal utama dan kunci keberhasilan orangtua dalam mendidik anak. Inilah cara yang diajarkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW dalam me

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Ali Imran: 159).

…Sikap lemah lembut dan kasih sayang adalah modal utama dan kunci keberhasilan orangtua dalam mendidik anak…

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Kelembutan adalah hiasan bagi segala sesuatu.” (HR. Muslim, bab Al-Birru).

Dari Ibnu Umar disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Sikap lemah-lembut dalam kehidupan berumahtangga pasti menghasilkan manfaat bagi penghuninya.” (Shahih Al-Jami’/1455)

Sikap lemah lembut dalam mendidik anak merupakan faktor yang sangat mendukung keberhasilan pendidikan anak. Orangtua selayaknya memahami bahwa anaknya bukanlah malaikat yang tidak pernah berbuat salah, dan bukan pula setan yang tidak memiliki sisi kebaikan.

Dalam bukunya Nasha`ih li Al-Abaa` Qabla ‘Uquq Al-Abnaa`, Prof. Sa’ad Karim menjelaskan, ketika seorang anak melakukan kesalahan, tidak selayaknya orangtua langsung memberikan hukuman yang berat. Yang harus dilakukan oleh orangtua adalah memberikan nasehat dan petunjuk, menjelaskan kesalahan sang anak dengan cara yang bijak, sambil memberikan keterangan tentang perilaku dan sikap yang benar. Setelah itu, memberikan bimbingan dan arahan.

Marwan bin Abi Hafshah, dalam salah satu bait syairnya pernah menyatakan:

Janganlah tergesa-gesa mencela sahabatmu

Siapa tahu dia punya alasan

Sementara kamu terlanjur mencelanya.

Salah seorang ulama yang merupakan pakar sosiologi, Ibnu Khaldun, pernah mengingatkan bahaya sikap keras dan kasar dalam pendidikan. Dia menjelaskan bahwa pendidikan yang didasari oleh sikap kasar dan keras seringkali menghasilkan manusia-manusia suka berbohong, munafik, dan memiliki kepribadian rapuh.

…Ibnu Khaldun mengingatkan bahaya sikap keras dan kasar dalam pendidikan, yang seringkali menghasilkan manusia-manusia suka berbohong, munafik, dan memiliki kepribadian rapuh…

Ibnu Khaldun melanjutkan, jika seorang guru atau pembimbing bersikap kasar dan keras, sikap yang demikian seringkali mendorong anak didik menjadi pembohong dan suka memperlihatkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang tersimpan. Hal itu dilakukan anak didik karena rasa takut terhadap sikap kasar dan keras sang pembimbing. Jika dia telah mengetahui cara melepaskan diri dari hukuman (baik dengan berbohong atau perilaku negatif lainnya), maka lama kelamaan sikap yang demikian akan menjadi kebiasaannya.

Dengan demikian, rusaklah potensi nilai-nilai kebaikan yang ada dalam dirinya. Jika telah demikian, dia akan menyandarkan segala kebaikan atas usaha orang lain dan hilanglah jiwa kemandirian dalam dirinya. Akhirnya, sang anak tumbuh menjadi manusia yang malas dan tidak bersemangat dalam melakukan kebaikan.

Mengomentari hal yang sama, Prof. Jamal Al-Kasyif menyatakan, “Seorang anak yang tumbuh dalam situasi dan kondisi yang keras dan kasar akan mengalami perkembangan mental tidak sehat. Pengaruh dan dampak buruknya bervariasi, bisa cepat bisa juga lambat.”

Seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kepercayaan, cinta, dan saling pengertian, jarang sekali bersikap khianat atau melanggar janji. Dia akan menjadikan kepercayaan sebagai sesuatu yang sangat penting dalam hidupnya. Dia akan tumbuh menjadi manusia yang mengusung kepercayaan diri, berterus terang, dan jujur.

…Seorang anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kepercayaan, cinta, dan saling pengertian, jarang sekali bersikap khianat atau melanggar janji…

Sebaliknya, teman-temannya yang tumbuh dalam situasi dan kondisi kasar dan keras, penuh dengan ketidakpercayaan dan keraguan akan tumbuh menjadi manusia pembohong, munafik, suka berkhianat, dan bersikap curang.

Dalam penjelasan selanjutnya, Ibnu Khaldun menekankan pentingnya peran orangtua, guru, dan para pendidik untuk bersikap lemah lembut dan menjadikan kasih sayang sebagai dasar dalam menerapkan pendidikan. Sikap yang demikian akan menghasilkan buah manis di kemudian hari. Dalam penjelasannya, dia juga mengatakan, “Seorang guru jangan bersikap keras terhadap anak didiknya dan orangtua jangan bersikap kasar kepada anak-anaknya.” (Lebih lanjut lihat: Muqaddimah, Ibnu Khaldun).

…Pendidikan bukanlah sekadar rumus dan peraturan. Namun lebih dari itu, pendidikan adalah seni…

Pendidikan bukanlah sekadar rumus dan peraturan. Namun lebih dari itu, pendidikan adalah seni. Oleh karena itu, orangtua hendaknya mengetahui dasar-dasar pendidikan yang baik dan menerapkannya dengan cara yang bijak, sesuai petunjuk Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga kelak akan lahir generasi yang baik. Amin!

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Ali Imron: 190-191)

011. Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Mujaadilah: 11)

 

Kata Mutiara tentang Anak
Dorothy Low Nolte

 Jika anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan

Jika anak banyak dimusuhi, ia akan terbiasa menantang

Jika anak dihantui ketakutan, ia akan terbiasa merasa cemas

Jika anak banyak dikasihani, ia akan terbiasa meratapi nasibnya

Jika anak dikelilingi olok-olok, ia akan terbiasa menjadi pemalu

Jika anak dikitari rasa iri, ia akan terbiasa merasa bersalah.

Jika anak serba dimengerti, ia akan terbiasa menjadi penyabarJika anak banyak diberi dorongan, ia akan terbiasa percaya diri

Jika anak banyak dipuji, ia akan terbiasa menghargai

Jika anak diterima oleh lingkungannya, ia akan terbiasa menyayangi

Jika anak diperlakukan dengan jujur, dia akan terbiasa melihat kebenaran

Jika anak ditimang tanpa berat sebelah, ia akan terbiasa melihat keadilan

Jika anak dikerumuni keramahan, ia akan terbiasa berpendirian: “Sungguh Indah Dunia Ini!”

ESENSI KARAKTER

  • Karakter adalah sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral -yang termanifestasikan dalam tindakan nyata melalui perilaku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia lainnya.  (Thomas Lickona, 1991).
  • Aristoteles menyatakan karakter erat kaitannya dengan habit atau kebiasaan yang terus menerus dilakukan.
  • Berkowitz (1998) mengartikannya sebagai kebiasaan berbuat baik tidak selalu menjamin bahwa manusia yang telah terbiasa tersebut secara sadar menghargai pentingnya nilai-nilai karakter sehingga memerlukan aspek emosi (desiring the good).

KARAKTER ISLAMI

  • Salah satu tujuan terpenting dengan diutusnya Rasulullah adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia.
  • Manusia terbaik adalah yang paling banyak memberi manfaat untuk manusia.
  • Indikator kualitas hamba Allah adalah iman dan kualitas amal terbaik (ahsanu amala) sehingga populer juga konsepsi ihsan.

KONSEPSI IHSAN 1/6

  • “Dua hal yang aku hapal dari Rasulullah saw. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah mewajibkan ihsan dalm segala hal. Karena itu jika kamu melakukan peperangan maka lakukanlah dengan cara ihsan, dan jika kamu menyembelih binatang maka tunaikanlah dengan cara ihsan. Hendaklah seorang penyembelih menajamkan pisaunya dan usahakanlah binatangnya “nyaman” saat disembelih ”(HR Muslim dari Syaddad bin Aws).
  • Hadis diatas selain diriwayatkan Muslim dalam bab ash-hayd dan adz-dzabaih juga dimuat Abu Dawud dalam bab adl-dlahaya dan at-Turmudzi dalam bab ad-diyyaat.
  • KONSEPSI IHSAN 2/6 : An-Nahl 90 dan Al-Baqarah 195

 

Makalah ini pernah saya sampaikan pada diskusi tentang Kajian Fiqh Nisa yang diselenggarakan LPTI Universitas Islam Malang, 4 Agustus 2011

 

About Muhammad Taqiyyuddin Alawiy

- PENGASUH PONDOK PESANTREN SALAFIYAH SYAFI'IYAH NURUL HUDA MERGOSONO KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG - Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang
This entry was posted in Pendidikan anak. Bookmark the permalink.

Leave a Reply